Minggu, 28 September 2014
Review Novel Horor : Immortality Of Shadow
Judul Novel : Immortality Of Shadow
Penulis : E. Rows
Penerbit : Diva Press
Tahun Terbit : 2014
Tebal : 264 halaman
SINOPSIS:
“Bagaimana kulitmu bisa mengelupas seperti itu? Dibakar? Apa aku tidak salah dengar?” (hlm. 233)
“Dia seperti orang kerasukan. Matanya melotot mengerikan. Aku takut melihat dan mengingatnya, Jean.” (hlm. 211)
Semuanya bermula setelah keluarga James pindah ke An Hammer di Boonville. Banyak kejadian-kejadian aneh yang terekam beberapa penghuni rumah, seperti salah satu anak yang selalu berbicara dengan temannya yang tidak bisa dilihat oleh siapapun kecuali dirinya sendiri, kelinci yang mati dengan keadaan mengenaskan, arwah-arwah yang bergentayangan dan belum lagi cerita-cerita lama yang membungkus rumah bergaya Victoria klasik yang ditempati oleh mereka.
Perlahan, satu persatu cerita sosok-sosok bayangan yang menempati rumah tersebut terkuak. Satu keluarga penghuni terdahulu tewas dengan mengenaskan di tempat itu, ada beberapa orang yang tahu penyebabnya dan ada juga yang sengaja berpura-pura tidak tahu dengan apa yang terjadi di sana sebelumnya. Bahkan sebagian orang-orang yang tinggal di sekitar sana tidak mau ikut campur jika berurusan dengan rumah tersebut.
Ada apa sebenarnya? Apakah mereka tidak ingin bernasib sama dengan penghuni rumah terdahulu? Atau mereka hanya tidak ingin sosok-sosok penunggu rumah tersebut mengganggu mereka. Lalu bagaimana dengan nasib keluarga James yang menempati rumah tersebut?
----------------------
Sudah lama sekali sejak terakhir aku mengisi blog ini dengan berbagai macam hal gaje dan moment masa alay. Hari ini, untuk pertama kalinya aku kembali menulis di blog ini dan membawa sebuah review novel yang sukses buat aku ga konsentrasi saat dalam jam kuliah karena keasikan membacanya :v *digetokdosen*
Hal pertama yang membuat aku tertarik membacanya adalah karena sang penulisnya adalah sahabat satu kelasku di kampus. E. Rows? Iya. Pasti jika orang baru melihat novelnya akan berpikiran jika ini adalah sebuah novel terjemahan yang ditulis oleh orang luar negeri bernama E. Rows. Keren!! Namun ini novel dari Indonesia, nama aslinya Evi Septiani yang menjadi sebuah nama pena yang unik yang dia sendiri tak mau menjelaskan apa alasannya memilih nama itu.
Saat pertama membaca sinopsis dibelakang covernya, jujur saja pikiranku melayang pada rekaman-rekaman film horor yang pernah aku tonton. Terutama film horor berjudul "The Amityville Horror". Sudah pernah menontonnya? Belum? Kalau belum aku rekomendasikan untuk menontonnya terlebih dahulu karena aku rasa film ini sangat cocok dijadikan bahan imajinasi kengeriannya dan lumayan memiliki cerita yang sama "awalnya".
Tampilan covernya kelam, gelap. Khas horor. Aku sempat bertanya-tanya adakah makna dari cover, dan pertanyaan itu terjawab setelah selesai membacanya.
Untuk penceritaan yang memakai sudut pandang serba tahu, novel ini sangat mampu menggambarkan adegan demi adegan dengan apik. Aku sampai terhanyut mengikuti jalinan kata demi kata, dan bagiku yang sangat suka dengan novel terjemahan, ini benar-benar novel Indonesia yang membuatku melupakan jika aku sedang membaca novel dari penulis dalam negeri. Ya! Dari segi diksi, nama tokoh, latar tempat bahkan makanannya seperti dalam novel terjemahan, dan AKU SANGAT SUKA!!
Untuk tema cerita, aku rasa temanya cukup mainstream. Rumah lama yang dijual dengan harga murah dan selalu ditinggalkan penghuni lamanya karena ternyata mengandung unsur horor oleh pembunuhan, bunuh diri, atau hal lainnya. Ini mungkin juga karena aku salah satu penikmat film horor dan dari sinopsisnya juga sudah jelas sekali dijelaskan apa saja yang akan terjadi dalam novel. Namun E. Rows mampu membuat hal yang mainstream menjadi fresh dan tetap asik untuk dibaca.
Tokoh dalam novel ini lumayan banyak, sehingga wajar saja E. Rows menampilkan daftar pemain dibagian awal. Penokohannya bagus, tidak membosankan. Konflik antar tokoh juga sangat natural dan mengalir.
Untuk ending, aku selalu bertanya-tanya bagaimana akhir ceritanya setiap kali membuka lembar halaman selanjutnya, dan yeah, endingnya mengejutkan "setelah aku membacanya sekali lagi". Hehehe. Halaman terakhir yang menjelaskan semuanya sedikit membingungkan untukku, karena saat itu (dalam kelas ilmu bedah) dosennya hampir mengakhiri pelajaran sehingga membuat konsentrasiku berkurang *digetoklagi*
Tapi yang pasti endingnya mengejutkan. Karenan itu aku sarankan untuk membacanya sendiri.
Ah iya, ada sedikit kesalahan penulisan yang aku dapatkan selama membacanya.
Ada pada halaman 236. Disaat Eliana dan Janet bercerita mengenai Dalal "si hantu yang kulitnya terkelupas", ada kalimat yang harusnya diucapkan Eliana namun ditulis "....lirih Janet".
Untuk yang lain, semuanya nyaris sempurna. *ciee si penulis ge-er*
Nilai : ★★★★★★★★☆☆
Quote favorit :
"... Kalau aku terus-terusan memikirkan bahwa tak selamanya pilihan yang akan kita pilih benar, maka aku tidak akan pernah maju dan tidak akan pernah menemukan apa yang aku cari. Hidup ini bukan hanya untuk memikirkan risiko yang akan dihadapi, tapi bagaimana caranya menghadapi risiko yang akan kita temui nanti." - Corey Golik
Langganan:
Postingan (Atom)